Archive for June, 2012

Persyaratan Pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan | Persyaratan Pemeriksaan di Laboratorium Klinik

  1. Puasa selama 10-12 jam (jangan lebih dari 12 jam) sebelum pemeriksaan dan hanya diperbolehkan minum air putih saja.  (khusus Persyaratan Pemeriksaan Laboratorium

    untuk pemeriksaan tertentu seperti : gula darah puasa, cholesterol, trigliserida, asam urat dll)

  2. Pemeriksaan dianjurkan pagi hari antara pukul 7.00 – 9.00 (Untuk pemeriksaan hormon sebaiknya sebelum jam 10.00 pagi)
  3. Tidak dianjurkan melakukan aktivitas fisik berat sebelum pemeriksaan
  4. Tidak merokok
  5. Tidak mengkonsumsi obat 24 jam sebelum pemeriksaan darah atau 48 jam sebelum pengambilan urine kecuali atas permintaan dokter (Jika pasien mengkonsumsi obat harap diberitahukan kepada petugas laboratorium)

D-dimer, past present and future*

D-dimer muncul akibat pembentukan bekuan dan lisisnya bekuan darah, karena dalam keadaan normal terjadi degradasi fibrin. Bila D-dimer terdapat dalam darah maka sering dipakai sebagai indikator terjadinya disseminated intravasculair coagulation (DIC). Hasil tes ini lebih sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan Prothrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Test(APTT). D-dimer negatif juga dapat dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya venous thrombosis sehingga mengurangi biaya pemeriksaan, perawatan dan uji invasive seperti pulmoangiografi.

D-dimer, past present and future

D-dimer sebenarnya sangat sensitif tapi spesifisitasnya rendah maka meningkatnya kadar D-dimer tidak menyingkirkan kemungkinan terjadi venous thrombosis. Pada orang sehat, faktor procoagulansia dan anti koagulasi berada dalam keseimbangan. Gangguan keseimbangan dapat menimbulkan risiko terjadinya vonous thrombosis atau perdarahan. Terjadinya aktivsi proses pembekuan darah seperti kerusakan endotel, keganasan, kehamilan, tindakan operasi, acute respiratory distress syndrome dan trauma akan memicu meningkatnya kadar D-dimer. Hasil negatif palsu dapat terjadi pada pasien yang memakai antikoagulansia. Hasil negatif palsu juga terdapat pada mereka yang dirawat lebih dari 3 hari, usia lebih dari 60 tahun dan kadar C reactive protein (CRP) yang tinggi.

Tendensi masa depan penggunaan D dimer dapat dipakai sebagai alat prediksi beratnya proses koagulopatia, dan peradangan. Kini bahkan telah menjadi sarana pemeriksaan fibrilasi atrial, pemakaian antikoagulasia dan penyakit jantung lainnya seperti infark miokard, stroke dan pneumonia. Hanya sayangnya belum terdapat keseragamannilai normal seperti: ng/ml, kualitatif, mg/l, fibrinogen equivalent units (FEUs), D dimer unit. Agaknya diperlukan nilai/satuan yang dapat diterima oleh sebagian besar pengguna.

Artikel Oleh :

Prof.DR.dr.Adi Prijana,Sp.PK

Penanggungjawab Laboratorium Klinik Pramita Matraman,Jakarta

Sumney M, Whiteman K. Fall 2007: 14-17.

Baca Juga:

Laboratorium Klinik LIA

Info :

Addres : Jl. Persahabatan Raya No.14, Jakarta Timur 13240 ( Telp. 021-4712576 Fax. 021-4753476 )

Buka Setiap Hari : Pukul 07.00-20.00

Hari Minggu : Pukul 07.00-12.00

CAYA LABORATORIUM KLINIK | LAB KLINIK CAYA

LAB KLINIK CAYA,CAYA LAboratirium Klinik

Informasi :

WEB :

Alamat : 1. JL, DR. Saharjo NO.2 C&D Pasar Cimanggis,Setia Budi Jakarta Selatan ( Telp. 021-8352903,Fax. 021-8303527

2.Jl. Kyai Haji Muhammad Yusuf Depok,Jawa Barat ,Indonesia

3. Jl. By Pass Ngurah Rai 95 xx Kedonganan, Bali 80301, Indonesia ( Telp. 0361-701467 )

MEDICAL CHECK UP | MEDICAL CHECK UP PRA NIKAH

Premarital Check Upadalah sebuah tindakan pencegahan untuk mendeteksi kesehatan reproduksi dan genetika. Segera jadwalkan pemeriksaan kesehatan pranikah Anda dan pasangan untuk kebahagiaan yang seutuhnya.
Setiap orang yang merencanakan pernikahan tentu menginginkan kebahagiaan rumah tangga yang akan dijalaninya. Salah satu faktor penting yang akan menentukan kebahagiaan sebuah pernikahan adalah kesehatan kedua calon mempelai, karena bila salah satu diantaranya mempunyai masalah kesehatan, maka kebahagiaan tidak dapat dirasakan seutuhnya. Karena itu disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memasuki jenjang pernikahan guna mewujudkan keluarga bahagia.

Panel Premarital

(Check Up Kesehatan Pranikah)

Panel premarital merupakan sekumpulan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai, terutama mendeteksi adanya penyakit menular, menahun atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin.

Perlukah Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Premarital ?


Sangat Perlu.
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah berarti Anda dan pasangan dapat melakukan tindakan preventif/pencegahan terhadap masalah kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik.

Apa Saja Yang Diperiksa ?

Kondisi kesehatan fisik kedua calon mempelai secara umum.

·

Obat Tradisional Diabetes Melitus

Diabetes Melitus

 

Penyakit kencing manis (diabetes melitus) yang dapat mempengaruhi kehamilan dan bersifat menurun.

·        Hepatitis B menjadi masalah kesehatan yang serius, baik bagi penderitanya maupun keluarganya.

·        Penyakit-penyakit keturunan yang lain seperti thalassemia (penyakit keturunan di mana sel darah merah mudah rusak) dan hemofilia (penyakit gangguan pembekuan darah). Kedua penyakit tersebut dapat diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka yang bersifat pembawa (carrier).

Golongan darah ABO

Golongan darah ABO

·        Golongan darah ABO dan ketidakcocokan rhesus yang dapat membahayakan  janin

·        Ada tidaknya penyakit menular seksual (PMS). Sebagian besar PMS, termasuk sifilis, herpes dan gonore dapat mengakibatkan kecacatan pada janin.

Kapan Pemeriksaan Ini Sebaiknya Dilakukan ?

Tidak ada batasan waktu yang pasti, namun pemeriksaan yang dilakukan 6 bulan sebelum dilangsungkan pernikahan dianggap ideal. Pertimbangannya, jika ditemukan masalah pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih cukup waktu untuk melakukan konseling dan memutuskan penanganan yang tepat terhadap penyakit yang diderita/masalah yang ditemukan.

Manfaat Pemeriksaan Dalam Panel Premarital

Berikut ini manfaat masing-masing pemeriksaan yang tercakup dalam panel premarital :

·        Hematologi Rutin, Gambaran Darah Tepi, Analisa Hemoglobin HPLC, dan Badan Inklusi HbH

Pemeriksaan hematologi rutin bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan kedua calon mempelai secara umum, mendeteksi adanya kelainan sistemik (hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi bentuk dan fungsi sel darah, deteksi penyakit infeksi dan penyakit darah. Dari hasil pemeriksaan hematologi, dapat diketahui kemungkinan penyakit keturunan seperti thalassemia dan hemofilia. Untuk memastikan adanya thalassemia, dapat dilihat dari hasil pemeriksaan gambaran darah tepi, analisa hemoglobin HPLC dan badan inklusi HbH. Sedangkan untuk memastikan adanya penyakit hemofilia, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan hematologi faal hemostasis.

·        Golongan Darah A, B, O dan Rhesus

Selain untuk kepentingan transfusi darah (jika kelak dibutuhkan), juga untuk mengetahui kecocokan rhesus. Disebut rhesus negatif jika tidak ada faktor rhesus dalam darah, dan sebaliknya rhesus positif jika ada. Jika seorang wanita dengan rhesus negatif hamil dari suami yang mempunyai rhesus positif dan mengandung anak dengan rhesus positif (ada 50% kemungkinan ini, sementara 50% kemungkinan mengandung anak dengan rhesus negatif), maka secara alami si ibu akan menghasilkan antibodi yang menyerang darah janinnya dan menyebabkan sel darah merah janin rusak, hingga janin dapat mengalami anemia, kerusakan otak dan jantung, serta akibat fatal lainnya.

·        Urin Rutin

Mengetahui adanya kondisi kelainan ginjal atau saluran kemih, penyakit metabolik atau sistemik pada kedua calon pasangan.

·        Glukosa Puasa

Untuk mendiagnosa diabetes melitus (lebih dikenal dengan kencing manis) yang cenderung dapat diturunkan kepada janin/anak yang akan dikandung.

·        HBsAg

HBsAg

HBsAg

Untuk mengetahui  ada tidaknya infeksi hepatitis B yang dapat ditularkan kepada pasangan melalui kontak fisik (melalui darah/luka), dan kepada bayi yang akan dikandung.

·        VDRL/RPR

Untuk mendeteksi ada tidaknya sifilis dan gonore, di mana selain berakibat buruk pada penderita, kedua jenis penyakit ini dapat ditularkan kepada pasangan melalui hubungan seksual atau dari ibu kepada janin dan dapat mengakibatkan cacat serta kematian pada janin.

·        Anti-Rubella IgG, Anti-Toxoplasma IgG dan Anti-CMV IgG

Untuk mendeteksi infeksi Rubella, Toxoplasma dan Cytomegalovirus yang dapat mengakibatkan keguguran, bayi lahir prematur dan dapat juga menyebabkankelainan pada janin yang dikandungnya.

 

 

Artikel By : http://labklinik.wordpress.com