Posts Tagged ‘ Profil Lipid (Kadar lemak darah) ’

Memahami Hasil Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Jantung

Darah adalah cermin kesehatan jantung anda. Selain membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan laboratorium darah sangat membantu dokter untuk memberikan gambaran tentang risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular di masa datang. Bagaimanapun, hasil cek laboratorium bukanlah harga mati, dan bisa saja salah, karena itu seorang ahli jantung selalu akan mengasosiasikannya dengan kondisi klinis pasien secara holistik.

Dari kesimpulan tersebut, akan dilakukan perencanaan sesuai derajat risiko individual, entah itu perubahan pola hidup sehat secara dini atau langsung intervensi obat-obatan secara agresif, khususnya pada pasien yang berisiko tinggi.  Nah, oleh karena itu, tidak ada salahnya kita juga sedikit mengenal beberapa parameter yang umumnya diperiksa dalam bidang kesehatan jantung.

A.    Profil Lipid (Kadar lemak darah)

Uji kolesterol atau disebut juga panel lipid atau profil lipid, mengukur kadar lemak (lipid) dalam darah. Pemeriksaan ini memerlukan persiapan puasa mulai 12 jam sebelumnya (tidak makan atau minum, kecuali air putih). Setelah serangan jantung, pembedahan, infeksi, cedera atau kecelakaan, sebaiknya menunggu sedikitnya 2 bulan agar hasilnya lebih akurat.

Kolesterol Total. Ini adalah jumlah total kandungan kolesterol darah anda. Kolesterol diproduksi oleh tubuh sendiri dan juga datang dari asupan makanan yang kita konsumsi (produk hewani). Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kesehatan sel-sel tetapi level yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko sakit jantung. Idealnya total kolesterol harus <200 mg/dL atau <5.2 mmol/L. Kedua ukuran tersebut setara, hanya dinyatakan dalam satuan yang berbeda. Di Indonesia umumnya menggunakan satuan mg/dL. Faktor genetik juga berperan sebagai penentu kadar kolesterol, selain dari makanan yang dimakan.

Low-density lipoprotein (LDL) alias si kolesterol “jahat”. Terlalu banyak LDL dalam darah menyebabkan akumulasi endapan lemak (plak) dalam arteri (proses aterosklerosis), sehingga aliran darah menyempit. Plak ini kadang-kadang bisa pecah dan menimbulkan masalah besar untuk jantung dan pembuluh darah. LDL ini adalah target utama dari berbagai obat penurun kolesterol. Target yang ingin kita capai :

  1. <70 mg/dL untuk individu yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular atau pasien yang berisiko sangat tinggi untuk terkena (misalnya : sindrom metabolik)
  2. 100 mg/dL untuk pasien risiko tinggi (misalnya : pasien dengan beberapa faktor risiko sekaligus)
  3. <130 mg/dL untuk individu yang berisiko rendah terkena PJK

High-density lipoprotein (HDL) seringkali disebut kolesterol “baik” karena membantu membawa pergi LDL dari aliran darah untuk disimpan sebagai cadangan di dalam sel, menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan lancar. Idealnya level HDL harus diatas 40 mg/dL. Umumnya wanita memiliki level yang lebih tinggi daripada pria. Olahraga dapat membantu meningkatkan kadar HDL.

Trigliserida (TG). Trigliserida adalah tipe lemak lain dalam darah.Level TG yang tinggi umumnya menunjukkan bahwa anda makan lebih banyak kalori daripada kalori yang dibakar untuk aktivitas, karena itu level TG biasanya tinggi pada pasien yang gemuk atau pasien diabetes. Makanan tinggi karbohidrat (gula sederhana) atau alkohol dapat menaikkan TG secara bermakna. Idealnya level trigliserida haruslah <150 mg/dL (1.7 mmol/L). American Heart Association (AHA) merekomendasikan bahwa level TG untuk kesehatan jantung “optimal” adalah 100 mg/dL (1.1 mmol/L).

B.    Novel Risk Factors (Faktor Risiko Baru)

Selain dari faktor risiko klasik seperti profil lipid, menurut penelitian mutakhir, ada beberapa substansi yang apabila kadarnya dalam darah berlebihan dapat berkontribusi sebagai faktor risiko.

C-reactive protein (CRP) adalah suatu protein yang diproduksi oleh hati (liver) sebagai respons terhadap cedera atau infeksi (reaksi inflamasi). CRP adalah penanda adanya peradangan di suatu tempat pada tubuh. Bagaimanapun, tes CRP tidak dapat menujuk dengan pasti dimana lokasi peradangan tersebut berlangsung. Kita tahu bahwa peradangan memainkan peranan penting dalam proses aterosklerosis (penumpukan plak koroner). Jadi saat ini CRP adalah pemeriksaan pelengkap, bila hasilnya digabungkan dengan hasil lab darah lainnya, maka dokter akan memiliki gambaran kesehatan jantung yang lebih komplit.

Menurut American Heart Association, hasil CRP dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Risiko rendah (<1,0 mg/L), risiko sedang (1,0-3,0 mg/L), dan risiko tinggi (>3,0 mg/L). Rekomendasi saat ini : skrining CRP tidak dilakukan secara luas tetapi hanya untuk mereka yang sudah diketahui berisiko penyakit jantung.

Obat penurun kolesterol statin dapat menurunkan level CRP dalam batas tertentu, tetapi tidak disarankan untuk mengkonsumsi statin semata untuk menurunkan CRP (harus ada gangguan lipid lainnya). Bila anda mengkuatirkan level CRP anda dan butuh info lebih lanjut, konsultasikan dengan kardiolog terdekat.

Fibrinogen adalah protein dalam darah yang membantu pembekuan darah (misalnya saat anda terluka), tetapi terlalu banyak fibrinogen dapat menyebabkan bekuan terbentuk dalam arteri (pembuluh darah kecil) yang penting seperti di otak, menyebabkan stroke atau di koroner, menyebabkan serangan jantung. Fibrinogen yang terlalu tinggi juga merupakan indikator aterosklerosis, dan menghambat penyembuhan cedera yang sudah ada sebelumnya di dinding arteri. Fibrinogen dapat ditambahkan dalam formulir pemeriksaan oleh dokter bila anda berisiko cukup tinggi terhadap penyakit jantung.

Merokok, kurang gerak, banyak minum alkohol atau minum pil estrogen (KB atau terapi hormonal) dapat menaikkan level fibrinogen. Level normal fibrinogen adalah antara 200 – 400 mg/L.

Homosistein adalah substansi yang digunakan oleh tubuh untuk membentuk protein dan untuk membangun serta mempertahankan jaringan tubuh. Namun, terlalu banyak homosistein dapat meningkatkan risiko stroke, risiko penyakit jantung tertentu, dan penyakit pembuluh darah tangan dan kaki (penyakit arteri perifer).

Dokter mungkin akan memeriksa level homosistein bila ada mengalami masalah kardiovaskular, padahal, tidak memiliki salah satu pun dari faktor risiko tradisional seperti merokok, kolesterol, diabetes, atau hipertensi. Dokter juga mungkin akan menyarankan skrining homosistein bila ada anggota keluarga anda yang menyandang penyakit jantung pada usia muda atau memiliki level homosistein yang tinggi.

Level normal homosistein adalah antara 4,4-10,8 µmol/L. Level homosistein dapat diturunkan bila anda menkonsumsi cukup asam folat dan vitamin B, yang berlimpah terkandung dalam sayuran berdaun hijau, atau suplemen. Hingga saat ini belum diketahui apakah menurunkan level homosistein benar-benar mampu menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Lipoprotein (a) atau Lp(a)  [baca: Lp little a], adalah subtipe dari kolesterol LDL. Kadarnya ditentukan oleh gen dan umumnya tidak terpengaruh oleh gaya hidup. Level Lp(a) yang tinggi merupakan tanda risiko penyakit jantung, walaupun tidak jelas berapa besar risiko yang timbul. Lp(a) mungkin akan diperiksa oleh dokter apabila anda masih terkena PJK walaupun level kolesterol standar lainnya normal atau bila anda punya riwayat keluarga yang berpenyakit jantung pada usia muda atau meninggal mendadak saat muda. Lp(a) juga harus diperiksa apabila LDL anda tidak berespon baik terhadap pengobatan.

C.     Pemeriksaan Penunjang Diagnosis

Ada kalanya di unit gawat darurat atau poliklinik, suatu kondisi kegawatan harus ditegakkan dengan cepat, namun terkadang gejala klinis yang tampak pada pasien masih meragukan atau tidak jelas. Disinilah peranan pemeriksaan laboratorium sangat penting sebagai data penunjang diagnostik.

Natriuretic peptides:  Selain sebagai organ pompa mekanik, saat ini jantung juga diketahui memiliki fungsi sebagai organ endokrin (penghasil hormon). Bila jantung mengalami regangan karena overload cairan (gagal jantung) maka jantung dan pembuluh darah akan mengeluarkan hormon BNP (B-type natriuretic peptide) yang fungsinya membantu mengeluarkan cairan dari urin. Level BNP dapat diukur dari sampel darah. Salah satu kegunaan paling penting dari BNP adalah untuk membedakan apakah suatu kondisi sesak nafas disebabkan oleh gagal jantung (dimana levelnya akan meningkat) ataukah penyebab lain seperti paru-paru .Nilai normal bervariasi sesuai jenis kelamin dan usia. Untuk pasien yang sudah kena gagal jantung, BNP dapat dipakai untuk memonitor keberhasilan pengobatan,dengan membandingkan naik turunnya level BNP terhadap level baseline awal. Variasi dari BNP yang lebih baru yaitu N-terminal proBNP diduga lebih akurat dan saat ini cukup sering kami gunakan di Pusat Jantung Nasional.

Enzim Jantung: Apabila terjadi serangan jantung, dimana pembuluh koroner tersumbat secara total akibat pecahnya plak koroner yang menghalangi aliran darah, seiring waktu berlalu akan terjadi kerusakan sel otot jantung yang semakin luas. Sel otot jantung (miokardium) yang rusak akan melepaskan beberapa enzim yang merupakan penanda bahwa infark sudah terjadi. Semakin tinggi level enzim jantung yang terdeteksi dalam aliran darah, artinya semakin besar area yang terkena. Creatinine kinase (CK), Creatinine kinase muscle brain (CKMB), dan troponin adalah beberapa biomarker yang sering dipakai. Dari kombinasi pemeriksaan beberapa enzim sekaligus, dokter dapat memperkirakan onset kapan serangan jantung tersebut mulai terjadi dan menentukan penanganan yang paling tepat. Beberapa kondisi seperti cedera otot (habis dikerok) atau gagal ginjal dapat mengacaukan interpretasi hasil laboratorium ini, karena itu selalu harus diasosiasikan dengan kondisi klinis tiap pasien.

Referensi :